Tepis Berita Hoax Ancam Pelanggan, Own Selevel Cafe and Resto Tampil Bersama Kuasa Hukum

Telusur.news, Kotamobagu – Perseteruan antara Selevel Cafe and Resto dengan Monica Elsa Dilapanga menjadi perbincangan hangat public media sosial beberapa hari terakhir ini.

Kisruh kian panas setelah kemunculan sebuah artikel dengan judul “Baru & Lagi Naik Daun, Diduga Owner Selevel Resto Ancam Pelanggan.” Oleh salah satu media online.

Artikel yang tayang pada 17 Agustus 2025 tersebut langsung menarik perhatian public hingga tak sedikit warganet yang ikut membagikan karena memang tidak bisa dipungkiri Selevel Cafe and Resto sedang hangat-hangatnya menjadi tempat berkunjung yang baru di Kota Kotamobagu.

Penyebaran berita ini terbilang sangat cepat hingga tak heran artikel tersebut memantik perbincangan hangat di media sosial.

Dalam artikel yang viral itu, pemilik Selevel disebut-sebut mengancam pelanggan, tuduhan yang langsung ditepis pihak restoran.

Menanggapi hal tersebut, manajemen Selevel Cafe and Resto bersama kuasa hukumnya tampil di hadapan awak media untuk memberikan klarifikasi.

Pihak manajemen menegaskan, pemberitaan tersebut tidak lebih dari sebuah hoaks yang sarat tuduhan sepihak dan merugikan reputasi usaha.

Kronologi kejadian

Berawal dari seorang pelanggan bernama Monica Elsa Dilapanga melakukan reservasi ruang VIP dengan nama Playhouse pada 17 Agustus 2025 yang akan digunakan pukul 13.00 WITA.

Tidak berselang lama, pelanggan tersebut mengubah jadwal reservasi dari pukul 13.00 WITA menjadi pukul 12.00 WITA.

Saat Monica tiba pukul 11:59, ruangan yang ia pesan masih digunakan pelanggan lain.

Staf restoran segera bergerak membersihkan dan menyiapkannya kembali. Hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, ruangan sudah siap dipakai.

“Semua ini terekam jelas dalam CCTV. Fakta menunjukkan pelanggan hanya menunggu sebentar, bukan berjam-jam,” jelas Jein Djauhari, SH, MH, kuasa hukum Selevel dari JD & Partners Law Firms.

Menurut keterangan staf Selevel Caffe, Monica menunjukkan sikap tidak sabar hingga beberapa kali meninggikan suara. Ia bahkan menunjuk waiter dengan nada marah. Padahal, di dapur, pesanan sedang diproses sesuai standar waktu.

Menu ayam bakar yang biasanya membutuhkan 35 menit untuk disajikan, misalnya, berhasil tiba di meja pada pukul 12:58. Artinya, tidak ada keterlambatan yang melampaui batas wajar.

“Berita yang menyebutkan Monica menunggu dua jam untuk pesanannya, itu jelas bohong. Semua pesanan datang tepat waktu,” tegas Jein.

Di tengah kisruh keduannya, muncul fakta lain yakni Monica sendiri mengaku sebagai pemilik salah satu Cafe yang ada di Kotamobagu.

Dari fakta tersebut, pihak Selevel menduga jika ada motif di balik kericuhan dan sikap emosional yang ditunjukkan oleh pelanggan ini adalah adanya persaingan usaha tidak sehat.

“Dia membandingkan Selevel dengan usahanya. Itu jelas tidak etis, apalagi kalau ujungnya justru menjelekkan nama kami,” lanjut Jein.

Lebih mengejutkan lagi, setelah semua makanan tersaji, Monica memilih meninggalkan restoran dalam keadaan marah. Ia bahkan tidak membayar dua nota tagihan dengan total Rp270.000.

Inayah Warso selaku Owner Selevel, menjelaskan jika sejak awal pihaknya sudah berusaha menghindari masalah.

Mereka bahkan memberi kompensasi berupa open bill dan menunjuk satu waiter untuk stay secara khusus melayani meja Monica.

“Namun, semua itu tetap tidak meredakan emosinya. Bahkan ada karyawan kami yang sampai trauma karena dimarahi dengan cara tidak pantas,” tutur Inayah.

Pihak Selevel menegaskan jika tidak pernah ada ancaman ke pelanggan seperti yang diberitakan. Tuduhan yang dijelaskan dalam pemberitaan tersebut adalah bohong.

“Ini jelas hoaks yang sengaja disebarkan untuk merusak nama baik,” tegas Jein Djauhari.

Menurut Jein, media yang menayangkan berita tersebut juga melakukan kekeliruan karena tidak melakukan verifikasi atau meminta klarifikasi sebelum berita disebar.

“Sebagai media yang mengaku profesional, seharusnya mereka konfirmasi dulu ke kami. Menyebarkan berita tanpa fakta, sama saja mempermalukan diri sendiri,” tambah Jein.

Atas kejadian ini, pihak Selevel menuntut dua pihak yakni pelanggan bernama Monica Elsa Dilapanga sebagai pelanggan yang memicu masalah, dan media online yang memuat berita sepihak.

Mereka diberi waktu 3×24 jam untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Kalau tidak ada itikad baik, kami siap menempuh jalur hukum, pidana maupun perdata. Kami tidak akan tinggal diam,” tegas Jein.

Mengingat kisruh keduanya sedang hangat di media sosial, Kuasa hukum dan manajemen Selevel berharap masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi.

“Hoaks bisa merugikan banyak pihak. Jangan mudah percaya sebelum ada klarifikasi. Kami akan terus menjaga integritas usaha kami, sekaligus menempuh langkah hukum jika diperlukan,” tutup Jein Djauhari.**

(YN)

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.