BOLTIM — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) mensosialisasikan pencegahan perundungan atau bullying terhadap anak dan perempuan di media sosial, bertempat di cafe D’Katu, Kamis (13/10/2022) pagi.
Ketua PWI Boltim, Edmon Laloan Mamonto dalam sambutannya menyampaikan, bahwa sosialisasi pencegahan perundungan bullying terhadap anak dan perempuan di media sosial ini merupakan bagian dari program kerja PWI Boltim.
Kegiatan ini juga dalam rangka peran PWI untuk mendukung kabupaten Boltim melalui Dinas PPPA sebagai kabupaten layak anak.
“Tugas kami selain melakukan tugas jurnalistik di daerah kami juga ikut membantu program-program Pemerintah termasuk kegiatan seperti ini. Perlu diketahui bahwa kegiatan ini juga masuk dalam program kerja PWI Boltim pada bidang pendidikan dan pelatihan,” ujar Edmon Mamonto.
Edmon bahkan menyatakan komitmen PWI Boltim untuk terus mengawal pelaksanaan program Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Ia pun mengapresiasi Pemerintah Boltim yang telah berhasil mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat terkait dengan Kabupaten Layak Anak kategori Madya.
“Semoga kerjasama ini akan berkelanjutan. PWI siap mensuport seluruh kegiatan Pemda Boltim dalam membangun daerah ini. Insya Allah tahun depan bisa mendapatkan penghargaan tingkat Nindya dan kami dari PWI Boltim siap mendukung membantu lewat pemberitaan,” ucapnya.
Senada, Kepala Dinas PPPA Boltim, Ikhsan Pangalima, pada kesempatan tersebut, menyampaikan agar program ini dapat dikelola dengan baik, sehingga mampu mengedukasi masyarakat untuk memutus mata rantai kekerasan perempuan dan anak.
“Kami yakin dan percaya bahwa, kegiatan ini bukan hanya sekedar seremoni biasa, tapi jauh dari itu, keinginan kami pemerintah daerah, keinginan kita semua sepakat bahwa ini semata-mata untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak,” harapnya.
Ikhsan juga mengungkapkan perkembangan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rentang waktu setahun ini mengalami peningkatan signifikan. Menurut laporan kata ikhsan, pada tahun 2021 tercatat hanya 25 kasus kekerasan. Namun hingga oktober 2022 ini, meningkat hingga 67 kasus yang sebagian besar menyasar kekerasan terhadap anak.
“Dari 67 kasus ini, ada 57 kasus yang menyasar perundungan kepada adik-adik kita. Artinya bahwa, ini penting menjadi tanda awas bagi kita semua tentunya, jadi, sosialisasi ini harus benar-benar dilaksanakan secara maksimal,” ungkapnya.
Dirinya pun memaparkan, bahwa dalam melakukan pencegahan terhadap perilaku tindak kekerasan ini, diperlukan sinergitas semua elemen masyarakat untuk mampu menjadi pelopor dan pelapor.
“Bahwa, kabupaten Boltim ada yang namanya forum anak daerah dan ada yang namanya wartawan, dimana antara forum anak daerah, instansi terkait, pemerintah daerah khususnya DP3A, itu harus menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa kita benar-benar sinergi. Kegiatan harus dikelola dengan baik sehingga akan terpola dan dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat, terutama persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tambahnya.(YN)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.